Minggu, 10 Februari 2019

ANALISIS KERJA SISTEM

oleh
DEA GUSTRIARIN MARYADI
11115621
4KA01

1. Pretest
Apa itu COBIT (Control Ojective for Information and Related Technology) :
COBIT dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA tahun 1996. Versi pertama COBIT diterbitkan tahun 1996 dan versi terakhirnya yaitu COBIT versi 5 dirilis baru-baru ini, sebelumnya COBIT versi 4.0 terbit tahun 2005 dan COBIT 4.1 dirilis tahun 2007. COBIT adalah kerangka panduan tata kelola TI dan bisa juga disebut sebagai tool set pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagiamana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT. COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

2. Post Test
Adakah tools lain untuk melakukan audit TI (Teknologi Informasi)?
Berikut beberapa software yang dapat dijadikan alat bantu dalam pelaksanaan audit teknologi informasi
a. ACL

ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.

b. Picalo

Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front end, dan memiliki banyak fitur untuk ETL sebagai proses utama dalam mengekstrak dan membuka data, kelebihan utamanya adalah fleksibilitas dan front end yang baik hingga Librari Python numerik.

c. Powertech Compliance Assessment

Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.

d. Nipper 
Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router.
Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur. 
e. Nessus
Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan 
f. Metasploit
Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan. 
g. NMAP

NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP atau Network Mapper, adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. 
h. Wireshark
Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.
sumber :
http://liapsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33214/Bab+8+-+COBIT.docx
https://chiaisadora.wordpress.com/2013/01/22/adakah-tools-lain-untuk-melakukan-audit-ti-teknologi-informasi-jika-ada-sebutkan/

Minggu, 06 Januari 2019

ANALISIS KERJA SISTEM

oleh :
Dea Gustriarin Maryadi
11115621
4KA01

PreTest
Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'. Apakah maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut?
Berdasarkan dari perkembangan di bidang manajemen SDM, konsep pengendalian internal mengalami perubahan dari konsep ketersediaan pengendalian intern beralih ke konsep proses pencapaian tujuan. Konsep pengendalian internal adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Sedangkan dengan konsep proses pencapaian tujuan disadari bahwa intelektualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi terletak pada lapisan bawah. Mereka yang mempunyai koneksi dengan konsumen yang lebih mengerti mengenai kebutuhan pasar.
Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adalah pengorganisasian orkes simponi. Organisasi ini sepenuhnya akan digerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisai masing-masing. Untuk menjaga kekompakan agar terjadi irama yang serasi dibutuhkan seorang manajer yang berfungsi sebagai konduktor. Manajer tersebut tidak lagi harus memiliki pengetahuan teknis seperti yang dimiliki pemain orkesnya, tetapi yang diperlukan hanya seorang yang mampu mengatur tempo dan menguasai tingkatan nada. 

PostTest 
Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. 
Terdapat 15 area pengendalian, sebut dan jelaskan.
1.      Integritas Sistem 
adalah sebuah sistem yang di dalamnya terdiri atas pilar-pilar yang mana di dalamnya terdapat pelaksanaan yang menjunjung tinggi integritas demi institusi tersebut.
2.      Manajemen Sumber Daya 
adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.      Pengendalian Perubahan Software Aplikasi dan Software  Sistem
-          Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan terhadap software aplikasi dan software sistem
-          Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan di dokumentasi serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang dibakukan dan disetujui.
4.      Backup dan Recovery
-          Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran),
-          Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).
5.      Contigency Planning
-          Perencanaan yang komprehenshif di dalam mengantisipasi terjadinya ancaman terhadap fasilitas pemrosesan SI
-          Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah di koordinasikan dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan dan fasilitas penunjang H/W, sistem software  dan sebagainya.
6.      System Software Support
-          Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan dari software sistem operasi, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan software aplikasi dengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik untuk integritas fungsionalnya.
-          Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika sistem secara menyeluruh (systemwide logical security).
7.      Dokumentasi
-          Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan software sistem.
-          Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan schedule operasi.
-          Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user.
8.      Pelatihan atau Training
-          Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya.
-          Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan.
9.      Administrasi
-          Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggungjawab fungsional, job description, sejalan dengan metoda job accounting dan/atau charge out yang digunakan.
-          Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.
10.  Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
-          Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali akses ke sumber daya informasi.
-          Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan,
-          Juga pengendalian dan backup sarana telekomunikasi.
11.  Operasi
-          Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO.
-          Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk run/restore/backup atas seluruh aplikasi.
-          Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem sift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.
12.  Telekomunikasi
-          Review terhadap logical and physical access controls,
-          Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange (EDI).
-          Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran telekomunikasi.
13.  Program Libraries
-          Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source code dan compiled production program code dengan yang disimpan di application test libraries development.
-          Terdapat review atas prosedur quality assurance.
14.  Application Support
-          Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem.
-          Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI.
-          Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC yang digunakan.
15.  Microcomputer Controls
-          Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi, produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki,
-          Serta pembuatan daftar inventaris atas hardware, software, serta legalitas dari software untuk menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.

Senin, 12 November 2018

ANALISIS KINERJA SISTEM
(Memeriksa Sistem Informasi)

Related image

oleh :
Dea Gustriarin Maryadi
11115621
4KA01





ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018



Pre Test
1.      Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai evaluasi/audit sistem informasi!
Jawab : Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian dari bahan bukti audit agar bisa ditentukan hasilnya apakah suatu sistem komputer pasa suatu perusahaan telah menggunakan sistem informasi yang baik dan mampu mendukung pengamanan, memelihara asset dan integritas data secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Post Test
2.      Jelaskan tiga aspek kata kunci pada definisi kontrol!
Jawab :
Tiga aspek kata kunci definisi kontrol, yaitu :
a.       Pengendalian adalah sebuah sistem (a control is a system) Dengan kata lain, terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berelasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.
b.      Keabsahan / kebenaran dari suatu kegiatan (unlawful events) Keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otorisasi (unauthorized), tidak akurat (inaccurate), tidak lengkap (incomplete), redundansi (redundant), tidak efektif (ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data kedalam sistem.
c.       Pemeriksaan digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau mengoreksi (correct) kejadian / peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan / hukum (unlawful events).

3.      Jelaskan juga langkah-langkah dalam perencanaan audit!
Jawab :
Perencanaan Audit Hubungan lima komponen kontrol internal :
1.      Lingkungan Pemeriksaan (Control Environment).
2.      Perkiraan Resiko (Risk Assessment).
3.      Aktivitas Pemeriksaan (Control Activities).
4.      Komunikasi dan Informasi (Information and Communication).
5.      Pengawasan (Monitoring)


Jumat, 13 Oktober 2017

PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS (SOFTSKILL)

DEA GUSTRIARIN M
11115621


APAKAH MANUSIA BISA MEMBUAT MESIN MENJADI LEBIH CERDAS?
DAN APAKAH MESIN DAPAT LEBIH CERDAS DARI MANUSIA?


Mesin mungkin dapat menjadi lebih cerdas dengan adanya alat pendukung dan software yang mampu memfasilitasi mesin tersebut agar bisa berjalan dengan baik. Contoh mesin yang dapat menjadi cerdas itu adalah smarthome jadi, untuk mematikan lampu dikendalikan oleh sinyal dari otak dan dipengaruhi oleh pergerakan mata manusia. Ketika pergerakan matanya menutup maka lampu akan mati sedangkan jika pergerakannya membuka mata maka lampu akan hidup. Dalam membangun smarthome ini digunkannya alat Electroencephalography (EEG) yaitu system yang dapat mendeteksi sinyal dari aktivitas otak biasanya digunakan oleh penderita disabilitas dan lansia. Jika software pada alat ini yaitu phyton dan arduino sudah terhubung dengan headset mindwave maka nanti akan terlihat aktivitas dari otaknya dan mengeluarkan output mengenai attention, meditation serta 8 jenis sinyal otak lainnya. Jika semuanya terhubung dengan baik dan benar selanjutnya dilakukan pengambilan data untuk mendapatkan sinyal otak yang membedakan 2 keadaan menggunakan sinyal meditasi dan sinyal mediasi pada pergerakan mata sehingga menghasilkan output. Dari jurnal ini membuktikan bahwa mesin dapat menjadi lebih cerdas yang awalnya masih membutuhkan aliran listrik sekarang hanya butuh sinyal dari otak untuk menyalakan dan menghidupkan lampu pada smarthome.
Tapi, mesin tidak dapat lebih cerdas dari manusia. Karena berdasarkan jurnal yang saya baca smarthome tersebut juga dapat mengalami delay dalam pembacaan sinyal otak dimana itu dipengeruhi pada nilai meditasi yang digunakan. Selain itu, delay juga dapat terjadi jika konsentrasi orang menurun dan kondisi pikiran saat menggunakan headset mindwave tidak fokus sehingga tidak dapat mematikan dan mengihidupkan lampu. Dalam penggunaan alat ini juga membuat kondisi manusia menjadi lemah. Jadi, mesin cerdas smarthome masih dikendalikan oleh manusia serta alatnya yaitu software maupun hardware yang memiliki keterbatasannya masing-masing. Untuk mengendalikan alat ini kita masih tergantung pada fokus pikiran manusia dan nalar yang dikembangkan terus sehingga dapat menghasilkan output yang diinginkan. Jurnal ini membuktikan bahwa mesin cerdas ini merupakan sebuah wadah dari pemikiran manusia dimana untuk mendapatkan suatu output pada mesin ini aktivitasnya masih tergantung oleh fokus pikiran dari manusia yang memakai alat tersebut. Maka manusia masih lebih cerdas dari mesin karena mesin hanya memiliki nalar yang dikembangkan secara berkala oleh manusia.
 
Referensi :
Mengacu pada jurnal mengenai "RANCANG BANGUN SMARTHOME MENGGUNAKAN HEADSET MINDWAVE PENDETEKSI SINYAL OTAK SECARA REAL TIME BERBASIS PYTHON DAN MIKROKONTROLER ARDUINO "

journal.uinsgd.ac.id/index.php/ahjop/article/download/904/732